Filsafat manusia berprinsip pada persoalan
asasi mengenai esensi manusia. Dimana akan mengkaji lebih dalam
gejala-gejala yang ada dalam manusia seperti tingkah laku manusia itu
sendiri. Filsafat manusia maupun ilmu-ilmu tentang manusia pada dasarnya
bertujuan untuk menyelidiki, menginterpretasi dan memehami
gejala-gejala atau ekspresi-ekspresi manusia.
Pada dasarnya manusia adalah makhluk berfikir
dan oleh karena itu dalam bertindak dan mengambil keputusannya manusia
haruslah berdasarkan pikiran, akal, dan nalar.
Manusia mampu menafsirkan melalui pemikiran yang akan membangun ilmu
pengetahuan. Manusia lebih unggul dari binatang karena sesungguhnya
manusia adalah binatang yang berfikir atau makhluk yang berfikir.
Berfikir sudah menjadi ciri khas manusia dan karena berfikir itulah
membuat dia menjadi manusia.
Pada awalnya manusia merupakan pusat dari
realitas, namun pada abad pertengahan para humanis menyatakan bahwa
manusia pada hakikatnya bukan sebagai viator mundi (peziarah dimuka bumi) melainkan sebagai vaber mundi (pekerja
atau pencipta didunianya). Oleh karena itu, ukuran penilaian dan
referensi kejadian manusiawi dikembalikan lagi kepada manusia itu
sendiri bukan kekuatan-kekuatan diluar manusia itu sendiri.
Filsafat manusia dan ilmu-ilmu tentang
manusia, seperti contoh Psikologi yang menekankan pada aspek psikis dan
fisologis manusia sebagai suatu organisme dan
tidak bersentuhan dengan pengalaman-pengalaman subjektif, spiritual dan
eksistensial. Antropologi dan sosiologi lebih memfokuskan diri pada
gejala budaya dan pranata sosial manusia dan tidak bersentuhan dengan
pengalaman dan gejala individual. Dalam ilmu psikologi sendiri terdapat
sub-sub aspek gejala manusia yang meliputi cabang-cabang psikologi
seperti psikologi klinis, psikologi perkembangan, psikologi sosial,
psikologi komunikasi, psikologi industri dsb. Selain itu terdapat pula
pendekatan seperti pendekatan kognitif, behavioristik, psikoanalitik
yang akan menyoroti aspek-aspek manusia seperti kognisi, emosi dan
psikomotorik.
Ilmu yang mempelajari tentang hakikat manusia disebut antropologi
filsafat. Ada 4 aliran dalam antropologi filsafat, antara lain :
- Aliran Serba Zat, berpendapat bahwa yang sungguh-sungguh ada itu hanyalah zat atau materi. Manusia dan alam adalah materi.
- Aliran Serba Ruh, berpendapat bahwa segala sesuatu yang ada di dunia ini adalah ruh. Aliran ini menganggap ruh adalah hakikat, sedangkan badan hanyalah penjelmaan atau bayangan.
- Aliran Dualisme, berpendapat bahwa manusia terdiri dari 2 substansi yaitu jasmani ruhani.
- Aliran Eksistensialisme, berpendapat bahwa hakikat manusia adalah eksistensi dari manusia.
1. Pandangan Ilmu Pengetahuan tentang Manusia
Aristoteles berpendapat bahwa manusia adalah hewan berakal sehat,
yang mengeluarkan pendapatnya dan berbicara berdasarkan akal pikirannya.
Dalam pandangan Islam, manusia adalah makhluk yang paling sempurna bila
dibandingkan makhluk lain.Karena itu manusia harus menggunakan akal dan
inderanya untuk memahami mana kebenaranyang sesungguhnya, atau
kebenaran yang dibenarkan. Eksistensi manusia yang padat itu harus
dimengerti dan dipikirkan. Manusia aalah makhluk religius, dimana
manusia memperlakukan agama sebagai suatu kebenaran yang harus dipatuhi
dan diyakini. Amembangun manusia yang sanggup melakukan pembangunan
duniawi yang berarti bagi hidup pribadi di akhirat kelak.
2. Kepribadian Manusia dan Pendidikan
Sebelum terjadi proses pendidikan di luar dirinya, manusia cenderung
beruaha melakukan pendidikan pada dirinya sendiri, dimana manusia
berusahamengerti, dan mencari hakikat kepribadian tentang siapa diri
mereka sebenarnya. Dalam prosesnya , peran efektif pendidikan terhadap
pembinaan manusia dipengaruhi oleh lingkungan dan didukung factor
pembawaan manusia sejak lahir. Secara umum, tujuan pendidikan adalah
untuk membina kepribadian manusia secara sempurna. Pendidikan dianggap
sebagai transfer kebudayaan, pengembangan ilmu pengetahuan.
3. Masalah Ruhani dan Jasmani
Di dalam diri manusia terdapat 6 rasa menjadi satu, yakni : intelek,
agama, sosial, seni, dan harga diri/sifat keakuan. Phytagoras &
Diasgenes berpendapat bahwa ruh merupakan satu unsur halus yang dapat
meninggalkan badan. Jika pergi dari badan, ruh kembali kea lam yang
tinggi, meluncur ke angkasa luar dan tidak mati. Meskipun setingginya
ilmu manusia tidak akan pernah dapat melebihi Tuhan.
Semoga bermanfaat
Tidak ada komentar:
Posting Komentar