Segelintir Celoteh Halaman Baru di Buku γªⁿƍ Sama

28 Feb 2015

Hakikat Manusia dalam Pandangan Filsafat

Hakikat Manusia dalam Pandangan filsafat 


Filsafat manusia berprinsip pada persoalan asasi mengenai esensi manusia. Dimana akan mengkaji lebih dalam gejala-gejala yang ada dalam manusia seperti tingkah laku manusia itu sendiri. Filsafat manusia maupun ilmu-ilmu tentang manusia pada dasarnya bertujuan untuk menyelidiki, menginterpretasi dan memehami gejala-gejala atau ekspresi-ekspresi manusia.

Pada dasarnya manusia adalah makhluk berfikir dan oleh karena itu dalam bertindak dan mengambil keputusannya manusia haruslah berdasarkan pikiran, akal, dan nalar. Manusia mampu menafsirkan melalui pemikiran yang akan membangun ilmu pengetahuan. Manusia lebih unggul dari binatang karena sesungguhnya manusia adalah binatang yang berfikir atau makhluk yang berfikir. Berfikir sudah menjadi ciri khas manusia dan karena berfikir itulah membuat dia menjadi manusia.

Pada awalnya manusia merupakan pusat dari realitas, namun pada abad pertengahan para humanis menyatakan bahwa manusia pada hakikatnya bukan sebagai viator mundi (peziarah dimuka bumi) melainkan sebagai vaber mundi (pekerja atau pencipta didunianya). Oleh karena itu, ukuran penilaian dan referensi kejadian manusiawi dikembalikan lagi kepada manusia itu sendiri bukan kekuatan-kekuatan diluar manusia itu sendiri.
 
Filsafat manusia dan ilmu-ilmu tentang manusia, seperti contoh Psikologi yang menekankan pada aspek psikis dan fisologis manusia sebagai suatu organisme dan tidak bersentuhan dengan pengalaman-pengalaman subjektif, spiritual dan eksistensial. Antropologi dan sosiologi lebih memfokuskan diri pada gejala budaya dan pranata sosial manusia dan tidak bersentuhan dengan pengalaman dan gejala individual. Dalam ilmu psikologi sendiri terdapat sub-sub aspek gejala manusia yang meliputi cabang-cabang psikologi seperti psikologi klinis, psikologi perkembangan, psikologi sosial, psikologi komunikasi, psikologi industri dsb. Selain itu terdapat pula pendekatan seperti pendekatan kognitif, behavioristik, psikoanalitik yang akan menyoroti aspek-aspek manusia seperti kognisi, emosi dan psikomotorik.
 
Ilmu yang mempelajari tentang hakikat manusia disebut antropologi filsafat. Ada 4 aliran dalam antropologi filsafat, antara lain :
  1. Aliran Serba Zat, berpendapat bahwa yang sungguh-sungguh ada itu hanyalah zat atau materi. Manusia dan alam adalah materi.
  2. Aliran Serba Ruh, berpendapat bahwa segala sesuatu yang ada di dunia ini adalah ruh. Aliran ini menganggap ruh adalah hakikat, sedangkan badan hanyalah penjelmaan atau bayangan.
  3. Aliran Dualisme, berpendapat bahwa manusia terdiri dari 2 substansi yaitu jasmani ruhani.
  4. Aliran Eksistensialisme, berpendapat bahwa hakikat manusia adalah eksistensi dari manusia.
Hakikat manusia adalah ruh sedangkan jasadnya hanyalah alat yang digunakan ruh saja. Tanpa kedua substansi tersebut tidak dapat dikatakan manusia. Pandangan ini akhirnya memperlihatkan keberadaan manusia secara utuh, bahwa mereka adalah pencari kebenaran.

1. Pandangan Ilmu Pengetahuan tentang Manusia
Aristoteles berpendapat bahwa manusia adalah hewan berakal sehat, yang mengeluarkan pendapatnya dan berbicara berdasarkan akal pikirannya. Dalam pandangan Islam, manusia adalah makhluk yang paling sempurna bila dibandingkan makhluk lain.Karena itu manusia harus menggunakan akal dan inderanya untuk memahami mana kebenaranyang sesungguhnya, atau kebenaran yang dibenarkan. Eksistensi manusia yang padat itu harus dimengerti dan dipikirkan. Manusia aalah makhluk religius, dimana manusia memperlakukan agama sebagai suatu kebenaran yang harus dipatuhi dan diyakini. Amembangun manusia yang sanggup melakukan pembangunan duniawi yang berarti bagi hidup pribadi di akhirat kelak.

2. Kepribadian Manusia dan Pendidikan
Sebelum terjadi proses pendidikan di luar dirinya, manusia cenderung beruaha melakukan pendidikan pada dirinya sendiri, dimana manusia berusahamengerti, dan mencari hakikat kepribadian tentang siapa diri mereka sebenarnya. Dalam prosesnya , peran efektif pendidikan terhadap pembinaan manusia dipengaruhi oleh lingkungan dan didukung factor pembawaan manusia sejak lahir. Secara umum, tujuan pendidikan adalah untuk membina kepribadian manusia secara sempurna. Pendidikan dianggap sebagai transfer kebudayaan, pengembangan ilmu pengetahuan.

3. Masalah Ruhani dan Jasmani
Di dalam diri manusia terdapat 6 rasa menjadi satu, yakni : intelek, agama, sosial, seni, dan harga diri/sifat keakuan. Phytagoras & Diasgenes berpendapat bahwa ruh merupakan satu unsur halus yang dapat meninggalkan badan. Jika pergi dari badan, ruh kembali kea lam yang tinggi, meluncur ke angkasa luar dan tidak mati. Meskipun setingginya ilmu manusia tidak akan pernah dapat melebihi Tuhan.

Semoga bermanfaat
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Back to top